Rabu, 25 Januari 2012

TEKNIK PENGELOMPOKAN K-MAP( PETA KARNAUGH)

Pada dasarnya rangkaian logika yang dibentuk dari beberapa komponen elektronik terdiri dari bermacam-macam komponen sehingga membentuk rangkaian yang rumit. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan teknik penyederhanaan rangkaian. SALAH SATU CARA dapat dilakukan dengan K-MAP(peta karnaugh)...

file lengkapnya disini

MODEL PEMBUKTIAN

Hampir semua rumus dan hukum yang berlaku tidak tercipta dengan begitu saja sehingga diragukan kebenarannya. Biasanya rumus-rumus dapat dibuktikan berdasarkan definisi-definisi maupun rumus atau hukum lain yang sudah pernah dibuktikan kebenarannya.

file lengkapnya download di sini

Kamis, 15 September 2011

aplikasi pengolahan citra pada sistem perekomendasi tata rias mata berbasis bentuk

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA PADA SISTEM PEREKOMENDASI TATA RIAS MATA BERBASIS BENTUK
Oleh

TANFAUS SAKINAH
07.621.033

Diajukan kepada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Gresik pada tanggal 20 Agustus 2011
untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh derajat
sarjana S-1 Program Studi Teknik Informatika

INTISARI
Pengenalan wilayah wajah dalam citra digital telah mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam dekade terakhir ini, dengan penerapannya pada berbagai bidang, misalnya dalam hal identifikasi, dan sampai dengan sekarang ini terus dilakukan penelitian ilmiah atas pengolahan citra pengenalan bentuk mata untuk tata rias. Meskipun penentuan bentuk mata sangat mudah dikenali dengan penglihatan manusia, tetapi automatisasi pengolahan pada komputer memerlukan berbagai macam teknik pengolahan citra. Penelitian ini terdiri dari proses pengolahan data awal dengan proses thresholding dan inversi, Perbaikan citra dilakukan dengan proses imge filling dan operasi morfologi. Ekstraksi ciri dan proses pengenalan dilakukan dengan menggunakan indek kebulatan antara nilai indek kebulatan citra uji dengan nilai indek kebulatan citra yang ada pada database. Pengujian sistem dilakukan dengan membandingkan hasil pengenalan sistem dengan hasil pengenalan secara visual (petata rias), hasil percobaan mampu mengenali citra mata dengan tingkat keberhasilan 76% .

Kata kunci : Pengenalan , Indek Kebulatan
Pembimbing 1: Eko Budi Leksono, ST. M.T.
Pembimbing II: Soffiana Agustin, S.Kom. M.Kom.

Jumat, 29 April 2011

PEDOMAN PENYUSUNAN PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN DAN SKRIPSI

pedoman langkah-langkah penulisan skripsi di universita muhammadiyah gresik fakultas teknik universitas muhammadiyah gresik .

file lengkapnya download disini

sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit gigi dan mulut

Abtraks - Permasalahan yang timbul pada kesehatan gigi dan mulut pada manusia di sebabkan seringnya manusia meremehkan kesehatan gigi dan mulut, penyakit gigi dan mulut merupakann penyakit yang banyak dijumpai di indonesia.Bagi sebagian orang,banyak yang tidak mengetahui gejala–gejala penyakit ini .60% penduduk indonesia menderita penyakit gigi dan mulut yang mencerminkan minimnya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia.Merujuk fakta diatas dalam penelitian ini di usulkan sebuah system pakar untuk mendiagnosa penyakit gigi dan mulut,Sistem pakar ini digunakkn untuk mendiagnosa penyakit gigi dan mulut dengan melihat ciri–ciri yang dapat menjelaskan dan menggambarkan apakah seseorang terkena penyakit gigi dan mulut atau tidak.Hasil pengujian menunjukkan 75% dokter membuktikan bahwa aplikasi ini mampu membantu pasien dalam mendeteksi serta cara pengobatan untuk mengatasi penyakit gigi dan mulut.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aplikasi system pakar ini dapat memberikan informasi yang cepat,tepat,dan akurat.

downloa file lengkapnya disini

Kamis, 17 Maret 2011

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT PADA MANUSIA

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA
PENYAKIT GIGI DAN MULUT PADA MANUSIA
TANFAUS SAKINAH (07621033)
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK



Abtraks - Permasalahan yang timbul pada kesehatan gigi dan mulut pada manusia di sebabkan seringnya manusia meremehkan kesehatan gigi dan mulut, penyakit gigi dan mulut merupakann penyakit yang banyak dijumpai di indonesia.Bagi sebagian orang,banyak yang tidak mengetahui gejala–gejala penyakit ini .60% penduduk indonesia menderita penyakit gigi dan mulut yang mencerminkan minimnya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia.Merujuk fakta diatas dalam penelitian ini di usulkan sebuah system pakar untuk mendiagnosa penyakit gigi dan mulut,Sistem pakar ini digunakkn untuk mendiagnosa penyakit gigi dan mulut dengan melihat ciri–ciri yang dapat menjelaskan dan menggambarkan apakah seseorang terkena penyakit gigi dan mulut atau tidak.Hasil pengujian menunjukkan 75% dokter membuktikan bahwa aplikasi ini mampu membantu pasien dalam mendeteksi serta cara pengobatan untuk mengatasi penyakit gigi dan mulut.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aplikasi system pakar ini dapat memberikan informasi yang cepat,tepat,dan akurat.


PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena gigi dan gusi yang rusak dan tidak di rawat akan menyebabkan rasa sakit ,gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya,akan tetapi tidak jarang manusia banyak yang masih meremehkannya.
Seperti yang diungkapkan drg.Tri Astuti.M,kes pada media Indonesia,60% penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut yang mencerminkan minimnnya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia..Pada tahun 2008, I Nyoman Kusuma Wardana, Alfa Antariksa, Nazrul Effendy dari Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik Universitas Gadjah mada menulis paper yang berjudul “perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit gigi dan mulut menggunakan bahasa pemrograman clips” penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis penyakit yang cocok sesuai dengan gejalanya tanpa memberikan solusi pengobatan yang sesuai .Pada tahun yang sama, Kusrini, S.Kom menulis paper yang berjudul “sistem pakar untuk melakukan diagnosis dan memberikan terapi penyakit epilepsi dan keluarganya dengan menggunakan certainty factor”penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan pengetahuan yang tidak komplit dan tidak pasti.
meninjau dari penelitian diatas serta karena pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut demi menghindari rasa sakit,gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya maka perlu di bangun sebuah aplikasi system pakar untuk mendiagnosa penyakit gigi dan mulut pada manusia.


SOLUSI YANG DI USULAN

Dalam paper ini diusulkan sebuah metode menggunakan formulasi generete-and test,dan sistem penyimpulan menggunakan metode forward chaining.Formula generete-and-test dibagi menjadi dua bagian: generator dan tester. Generator membangkitkan pemecahan yang mungkin dan tester akan memotong solusi dalam cabang hirarki yang tidak memungkinkan menjadi solusi pemecahan. Hal ini diseleksi dari jawaban “y” dan “t” (masing-masing menyatakan “ya” dan ‘tidak”) yang menjadi jawaban setiap pertanyaan

METODE PENGUJIAN

Program mengambil keputusan berdasarkan aturan-aturan yang dibangkitkan dari setiap pertanyaan yang diajukan pada pasien.Ketika kumpulan data memenuhi ciri suatu penyakit tertentu, maka program akan mengeluarkan hasil diagnosa. Setiap jawaban yang berbeda dari setiap pertanyaan akan menghasilkan fakta yang berbeda dan pertanyaan yang dikeluarkan berikutnya juga berbeda karena penerapan sistem generete-and-test. Terkadang terdapat gejala yang tidak spesifik yang merujuk pada suatu penyakit tertentu. dalam kondisi ini, program tetap merespon dengan mengeluarkan hasil diagnosa dengan keterangan tambahan tertentu.
Dalam keadaan tertentu, program juga dapat memberi respon bahwa gejala di luar data base komputer. Hal ini sangat tergantung pada tahap pemeliharaan program selanjutnya. Penambahan dan update sistem menjadi mutlak diperlukan, untuk menghadapi dinamika penyakit dan gejala yang mengiringinya.

HASIL PENGUJIAN

system diujicoba kepada 10 pasien di rumah sakit X.untuk membuktikan aplikasi ini mampu membantu pasien dalam mendeteksi serta cara pengobatan untuk mengatasi penyakit gigi dan mulut pasien diberikan koesioner .Adapun hasil koesioner ada pada tabel 1.
Tabel 1 .menampilkan rekapitulasi hasil kuisioner responden tentang pengujian dan penilaian program system pakar untuk diagnosa penyakit gigi dan mulut pada manusia di rumah sakit x.

Tabel 1. Rekapitulasi hasil kuisioner Kriteria Penilaian Prosentase Nilai

Kriteria Penilaian Prosentase Nilai
Kelayakan Software 80%

Kesimpulan yang dihasilkan 76%
Kecepatan hasil informasi 72%
Kemudahan penggunaan 72%
Tampilan aplikasi 68%

ANALISA HASIL PENGUJIAN

Dengan menganalisis hasil kuisioner, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Program sistem pakar ini dapat dikatakan layak untuk digunakan oleh unit pegawai rumah sakit X .Hal ini dapat dilihat pada hasil kuisioner yang memberikan nilai persentase 80%.
b. Kesimpulan yang dihasilkan program sistem pakar ini cukup akurat. Hal ini dapat dilihat pada hasil kuisioner yang memberikan nilai persentase 76%.
c. Kecepatan hasil informasi dari program ini dapat dikatakan cukup cepat. Hal ini dapat dilihat pada hasil kuisioner yang memberikan nilai persentase 72%.
d. Penggunaan program ini cukup mudah dan tidak membingungkan. Hal ini dapat dilihat pada hasil kuisioner yang memberikan nilai persentase 72%.
e. Para responden cenderung menilai bahwa tampilan interface program ini perlu dibuat lebih menarik. Hal ini dapat dilihat pada hasil kuisioner yang memberikan nilai persentase 68%.

KESIMPULAN

Program pembuatan sistem pakar ini bertujuan untuk membantu user mendiagnosa penyakit gigi dan mulut. Sistem pakar ini tidak dapat 100% dijadikan sebagai final decision dalam menentukan penyakit yang dialami pasien serta memberikan alternative pengobatan. Penalaran yang diperoleh dari pengalaman yang dimiliki oleh user tetap menjadi faktor utama dalam sistem diagnosa penyakit mulut dan gigi. Namun, hasil program ini akan berusaha mengarahkan user untuk fokus terhadap penyakit yang dialami pasien berdasarkan gejala yang ditimbulkan.




Referensi
[1] Giarratano, J. C., CLIPS User Guide, http://www.ghg.net/clips/download/documentation/.
[2] Kusumadewi, S., Artificial Intelligence (Teknk dan Aplikasinya), Graha Ilmu, Yogyakarta,2003.


TRANSFORMASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

Progres 1
Nama:Tanfaus Sakinah
No reg :07621033
TRANSFORMASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB
oleh: Krisnawati (STIK AMIKOM Yogyakarta)
konsep dari pengolahan citra mengubah suatu citra dari satu domain ke domain lainnya,tujuan dari perubahan tersebut untuk mempermudah dalam pengkodean .sedangkan proses perubahan suatu citra dari satu domain ke domain lainnya disebut TRANSFORMASI .
MACAM –MACAM TRANSFORMASI
1. Transformasi Cosinus diskret,
2. transformasi wavelet
3. transformasi fourier
Keuntungan dari penggunaan transformasi adalah hasil dari domain lebih sesuai untuk proses pengkuantisasian(Proses mengasosiasikan warna rata-rata dengan level warna tertentu).
Citra adalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari gambar analog dua dimensi yang kontinus menjadi gambar diskrit melalui proses sampling(proses untuk menentukan warna pada piksel tertentu pada citra dari sebuah gambar yang kontinus).
proses sampling biasanya dicari warna rata-rata dari gambar analog yang kemudian dibulatkan kedalam angka bulat .Ada kalanya, dalam proses sampling warna rata-rata yang didapat di relasikan ke level warna tertentu. Contohnya apabila dalam citra hanya terdapat 16 level warna abu-abu, maka nilai rata-rata yang didpat dalam proses sampling harus diasosiasikan ke 16 level.
Terdapat berbagai macam format citra antara lain:
1. Bitmap (BMP)
2. JPEG
3. TIFF
4. Dicom
Format yang berbeda-beda ini mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam proses pembacaannya. Dengan menggunakan toolbox image processing di MatLab, proses pembacaan gambar dapat dilakukan dengan mudah.
Ada banyak metode yang digunakan untuk melakukan tranformasi image. Dua diantaranya adalah :
1. DFT (Discrete Fourier Transform)
Transformasi Fourier merupakan representasi dari sebuah citra sebagai penjumlahan eksponensial kompleks dari beragam magnitude, frekuensi dan fasa.
Contoh perintah untuk melakukan transformasi Fourier pada suatu citra
f=checkerboard(8,8);
f(5:24,13:17)=1;
imshow(f,'notruesize')
f=fft2(f);
f2=log(abs(f));
figure,imshow(f2,[-1,5],'notruesize');
colormap(jet);
colorbar



2. DCT (Discrete Cosinus Transform)
Discrete Cosine Transform merepresentasikan sebuah citra dari penjumlahan sinusoida dari magnitude dan frekuensi yang berubah-ubah. Sifat dari DCT adalah mengubah informasi citra yang signifkan dikonsentrasikan hanya pada beberapa koefisien DCT. Oleh karena itu DCT sering digunakan untuk kompresi citra seperti pada JPEG.
Contoh perintah untuk melakukan DCT pada suatu citra:
i=checkerboard(8,8);
j=dct2(i);
imshow(i);
figure,imshow(log(abs(j)),[]),colormap(jet(64)),
colorbar j(abs(j)<10)=0;
k=idct2(j)/255;
figure,imshow(k);

Template by : kendhin x-template.blogspot.com